1.
DISTRIBUTED
COMPUTING
Pengertian
Komputasi terdistribusi adalah bagian dari bidang ilmu komputer, yang
menjelaskan tentang studi didistribusikan sistem. Sebuah sistem terdistribusi
adalah sebuah sistem perangkat lunak, yang terletak pada komputer jaringan
komunikasi dan mengkoordinasi dengan menggunakan pesan. Komponen dalam
interaksi satu dengan lainnya bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama.
Tujuan dan Keuntungan
Tujuan utama dari sistem komputasi terdistribusi adalah untuk menghubungkan
setiap pengguna dengan sumber daya yang terpisah secara fisik ke dalam suatu
sistem dengan menggunakan cara yang terkoordinasi. Dan dengan memerlukan
kapasitas yang lebih besar dari kapasitas individual komponennya.
Openness merupakan properti dari sistem terdistribusi dimana setiap
sub-sistem secara terus-menerus terbuka untuk berinteraksi dengan sistem yang
lain. Salah satu masalah yang dihadapi dalam usaha menyatukan
sumber daya yang terpisah ini antara lain adalah skalabilitas, dapat atau
tidaknya sistem tersebut dikembangkan lebih jauh untuk mencakup sumber daya
komputasi yang lebih banyak.
Konsekuensinya, sistem terdistribusi terbuka memberikan beberapa tantangan berikut:
·
Monotonicity.
Sesuatu yang
telah dipublikasikan dalam sistem terbuka (open system) maka tidak dapat
diambil kembali.
·
Pluralism.
Sub-sistem-subsistem
berbeda dalam sistem open distributed dapat mempunyai informasi yang berbeda, dan
mungkin menyebabkan konflik. Tidak ada pengatur kebenaran sentral dalam sistem
open distributed.
·
Unbounded nondeterminism.
Subsistem-subsistem
dapat naik dan turun, dan link komunikasi dapat masuk dan keluar antar
sub-sistem dalam sistem open distributed. Karena itu, waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu operasi tidak dapat dibatasi dan dipastikan.
Kelemahan dan Kerugian
Jika tidak direncanakan dengan tepat, suatu distributed system dapat
menurunkan reliabilitas total dari komputasi jika ketidak-tersediaan dari suatu
node dapat menyebabkan gangguan bagi node-node lain. Troubleshooting dan
diagnosing terhadap masalah dalam distributed system dapat menjadi lebih sulit,
karena perlu analisis yang berkaitan dengan node jauh atau menginspeksi komunikasi
antar node di dalam sistem.
Banyak tipe komputasi tidak cocok bagi lingkungan terdistribusi, biasanya
yang berhubungan dengan jumlah komunikasi jaringan atau sinkronisasi yang
dibutuhkan antar node. Jika bandwidth, latency, atau persyaratan komunikasi
begitu signifikan, maka tidak ada keuntungan dari distributed computing dan
kinerja dapat lebih burukk daripada lingkungan non-distributed.
Arsitektur
Terdapat banyak arsitektur dari perangkat keras dan perangkat lunak yang
sangat bervariasi dan digunakan untuk distributed computing atau komputasi
terdistribusi. Pada tingkat yang rendah, perlu adanya penghubung antara CPU
dengan CPU lainnya yang berjumlah banyak. Pada tingkat yang lebih tinggi perlu
dibutuhkannya interkoneksi untuk menghubungkan CPU yang ada dengan sistem
komunikasi
Arsitektur umun yang digunakan oleh Distributed Computing atau Komputasi
Terdistribusi yaitu sebagai berikut :
1. Client-server
: klien menghubungi server untuk
pengambilan data, kemudian server memformatnya dan menampilkannya ke pengguna.
3. N-tier
architecture : N-Tier biasanya menunjuk ke
aplikasi web yang menyalurkan lagi permintaan kepada pelayanan enterprise.
Aplikasi jenis ini paling berjasa bagi kesuksesanserver aplikasi.
4. Tightly
coupled (clustered) : biasanya menunjuk kepada
satu set mesin yang sangat bersatu yang menjalankan proses yang sama secara paralel, membagi tugas dalam bagian-bagian, dan kemudian
mengumpulkan kembali dan menyatukannya sebagai hasil akhir.
5. Peer-to-peer
: sebuah arsitektur di mana tidak terdapat mesin khusus yang
melayani suatu pelayanan tertentu atau mengatur sumber daya dalam jaringan. Dan
semua kewajiban dibagi rata ke seluruh mesin, yang dikenal sebagai peer.
6. Space based
: Mengacu ke suatu infrastruktur yang membuat ilusi atau
virtualisasi dari satu ruang-alamat (address-space) tunggal. Data secara
transparan direplikasi sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
8. Replicated repository : Di mana repository dibuat replikanya dan
disebarkan ke dalam sistem untuk membantu pemrosesan online/offline dengan
syarat keterlambatan pembaharuan data dapat diterima.
2.
PARALLEL
COMPUTING
Pengertian
Parallel Computing merupakan
teknologi yang sudah tidak baru lagi di dunia IT, kebanyakan orang sering
meyebutnya sebagai Distributed
Computing, dengan adanya distributed
computing maka beban proses yang berat dalam perhitungan akan dapat
dibagi-bagi menjadi proses proses yang lebih kecil kemudian proses-proses
tersebut akan didistribusikan ke komputer-komputer yang lain atau kita kenal
dengan istilah clustering.
Jadi dengan permodelan clustering kita dapat memanggil
method yang ada di komputer lain secara remote,
kemudian setelah di proses pada masing-masing komputer hasilnya akan di kembalikan
di monputer induk/master untuk kemudian diproses menjadi suatu bagian.
Parallel processing
berbeda dengan multitasking, yaitu satu CPU mengeksekusi beberapa program
sekaligus. Parallel processing disebut juga parallel computing. Pada system
komputasi parallel terdiri dari beberapa unit prosesor dan beberapa unit
memori. Ada dua teknik yang berbeda untuk mengakses data di unit memori, yaitu
shared memory address dan message passing. Berdasarkan cara mengorganisasikan
memori ini computer parallel dibedakan menjadi shared memory parallel machine
dan distributed memory parallel machine.
Arsitektur
1.
Komputer SISD (Single Instruction
stream-Single Data stream)
2. Komputer SIMD (Single Instruction stream-Multiple Data stream)
3. Komputer MISD (Multiple Instruction stream-Single Data stream)
4.
Komputer MIMD (Multiple Instruction stream-Multiple Data stream)
SOURCE
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_terdistribusi
No comments:
Post a Comment